Sedikit Rezeki, Melimpah Bahagia

Hidup itu unik. Ada yang bilang seperti roda berputar. Kadang kita diatas, kadang dibawah. Kadang senang, kadang susah. Hidup itu tak semudah yang kita bayangkan, apalagi hidup dengan orang lain. Karena setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda; ada yang berwatak baik dan ada pula yang mempunyai perilaku buruk, ada yang rendah hati dan ada pula yang sombong, serta ada juga yang dermawan dan ada pula yang pelit. Itulah warna dunia yang sengaja Allah SWT ciptakan.

Orang yang dermawan akan senantiasa membatu orang lain, terutama dalam hal berbagi. Kebaikan berbagi itu indah, karena akan membuat orang lain merasa senang, apalagi berbagi dengan mereka yang memang merasa kesusahan. Menerima adalah berkah, tapi memberi adalah anugrah. Alangkah indahnya bila memberi bukan hanya sekedar kewajiban, melainkan menjadi kebiasaan. Tidak perlu melihat jumlah dan tidak perlu pula melihat rupiah. Tidak perlu juga khawatir rezeki akan berkurang, justru dengan menyisihkan sebagian rezeki itu akan membuka pintu rejeki lain yang lebih besar lagi. Makna kehidupan bisa kita rasakan bukan dari seberapa banyak yang telah kita dapatkan, tapi dari berapa banyak yang telah kita berikan. Memberi bukan berarti mengurangi, memberi tidak akan pernah rugi. Memberi adalah investasi untuk hidup di akhirat nanti.

Saya punya sedikit cerita tentang indahnya berbagi. Cerita ini adalah pengalaman dari orang lain, yaitu tetangga saya sendiri. Namanya Mak Ani. Rumahnya dibelakang rumah saya dengan jarak dua bangun rumah. Mak Ani sudah tua. Namun, semangatnya tidak kalah dari anak muda. Setiap pagi, Mak Ani selalu jalan ke rumah tetangga di dekatnya. Selain berbagi keceriaan, Mak Ani juga berbagi rezeki walau hanya satu genggaman. Maksudnya, misal beliau punya lauk, beliau membagikan lauk itu walau hanya satu buah. Misal punya cabai, beliau membagikan cabai itu walau hanya beberapa biji. Pernah suatu ketika Mak Ani membeli tahu pada orang yang berjualan di jalanan, setelah itu mampir kerumah saya. Kemudian beliau memberikan satu buah tahu pada ibu saya. Sering sekali seperti itu. Mungkin kita menganggap ini adalah hal receh, namun Mak Ani tidak malu walau hanya sedikit yang beliau sisihkan untuk orang lain. Mak Ani berpikir bahwa memberi itu tidak akan mengurangi, melainkan akan menambah rezeki.

Para tetangganya selalu berkata pada Mak Ani; “Jika kamu hanya punya sedikit, sudahlah, kamu makan saja dengan keluargamu, tak usah kamu bagi-bagi dengan orang lain.” Namun kata-kata itu tak digubris oleh beliau, Mak Ani hanya senyum sambil lalu berkata; “Mumpung saya punya rezeki walau sedikit.” MasyaAllah, sungguh nikmat berbagi telah melekat pada diri beliau.Pantas saja beliau orangnya ceria, karena berbagi akan mengantarkan kita pada pintu bahagia.

dompetdhuafa.org

Kisah orang tua tersebut merupakan tauladan bagi kita sesama manusia. Jika dengan rezeki sedikit saja kita sudah bisa berbagi, mengapa harus menunggu berlimpah?. Jika kita senang berbagi, kita tidak akan pernah merugi. Anggaplah berbagi itu ibarat kita menanam sebuah tanaman yang nantinya akan kita panen buahnya.

Kebaikan berbagi bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja. Namun, merupakan kesempatan yang sangat berlimpah ketika kita sering-sering melaksanakannya pada bulan suci Ramadhan ini. Dimana pahala kebaikan akan berlipat-lipat hingga seribu pahala. Seperti yang sering kita lihat, banyak orang berlomba-lomba menebar kebaikan, terutama kebaikan berbagi. Zakat fitrah pun diwajibkan pada setiap individu untuk mensucikan diri pada bulan ramadhan ini. Bahkan, tak jarang pula orang yang mampu, mengeluarkan zakatnya di bulan mulia ini.

Menebar kebaikan harus melalui hati yang ikhlas dan jiwa yang tawakkal. Kita tidak bisa kemudian menganggap jika kita baik pada orang lain, orang itu akan membalas baik pula pada kita. Kita tidak bisa menganggap jika kita berbagi pada orang lain, orang itu akan membalas berbagi pula pada kita. Terkadang ada yang membalas, terkadang tidak. Jika tidak, bersabarlah dan jangan menuntut. Ibarat kita menanam padi, yang tumbuh bukan hanya padi tapi ilalang pun juga ikut tumbuh. Itu tandanya akan ada ujian disetiap kebaikan. Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula. Hanya saja yang membalas itu Allah dan dengan orang yang Dia kehendaki. Tetaplah senang menebar kebaikan!




“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Belum Ada Komentar :
Tambahkan Komentar
Comment url